Jumat, 31 Desember 2010

Lilin Harapan

Dalam sebuah kisah terdapat empat buah lilin yang menyala dalam kegelapan malam di suatu kamar, lambat laun keempat lilin itu meleleh sehingga cahayanya redup dan semakin sirna sinarnya, suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah keempatnya sedang melakukan percakapan yang cukup serius. Lilin pertama berkata " Aku adalah Damai, Namun manusia tak mampu menjagaku, maka lebih baik aku matikan diriku saja " Demikianlah sedikit demi sedikit sang Lilin padam. Lilin Kedua berkata " Aku adalah Iman, sayang manusia tak mau mengenalku lagi. untuk itu tidak ada gunanya aku tetap menyala". Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkan berkas sinarnya. Dengan Kesedihan giliran Lilin Ketiga bicara " Aku adalah Cinta, tak mampu lagi aku untuk tetap menyala. manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci Keluarganya". Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga. Tanpa terduga, Seorang anak masuk ke dalam kamar dan melihat ketiga lilin tersebut telah padam. Karena takut akan kegelapan sang anak berkata " Apa yang terjadi?? Kalian Harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!!" Lalu ia menangis tersedu - sedu. Lalu dengan pelan dan terharu Lilin Keempat berkata " Jangan Takut, Jangan Menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita dapat selalu menyalakan ketiga lilin lainnya, Akulah HARAPAN... Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan dan menyalakan kembali ketiga lilin lainnya. Rekan - rekan, apa yang tidak pernah mati adalah HARAPAN, Harapan yang ada dalam hati kita. dan masing - masing kita semoga dapat menjadi alat seperti sang anak tersebut, dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali IMAN, DAMAI, CINTA dengan HARAPANnya. Jaga terus HARAPAN dalam jiwa kita, dalam hati kita. dan sebar Harapan baru untuk sesuatu yang lebih baik kepada sesama..

Senin, 18 Oktober 2010

Kisah Segelas Susu

Suatu hari, seorang anak miskin yang berjualan dari rumah ke rumah untuk membiayai sekolahnya merasa sangat lapar tapi hanya mempunyai uang satu sen. Ia memutuskan untuk minta makan di rumah berikutnya, namun segera kehilangan keberaniannya ketika seorang gadis cantik telah membukakan pintu. Sebagai gantinya ia minta air.Gadis itu melihat bahwa si anak kecil tampak kelaparan, ia lalu membawakannya segelas besar susu. Anak itu pun meminumnya perlahan-lahan.

“Berapa harus kubayar segelas susu ini?” kata anak itu.

“Kau tidak harus membayar apa-apa,” jawab si gadis. “Ibu melarangku menerima pembayaran atas kebaikan yang kulakukan.”


“Bila demikian, ku ucapkan terima kasih banyak dari lubuk hatiku.”

Howard Kelly lalu meninggalkan rumah itu.
Ia tidak saja lebih kuat badannya, tapi keyakinannya kepada Alloh dan kepercayaannya kepada sesama manusia menjadi semakin mantap. Sebelumnya ia telah merasa putus asa dan hendak menyerah pada nasib.

Beberapa tahun kemudian gadis itu menderita sakit parah.

Para dokter setempat kebingungan sewaktu mendiagnosa penyakitnya. Mereka lalu mengirimnya ke kota besar dan mengundang beberapa dokter ahli untuk mempelajari penyakit langka si pasien. Dokter Howard Kelly akhirnya dipanggil ke ruang konsultasi untuk dimintai pendapat.

Ketika mendengar nama kota asal si pasien, terlihat pancaran aneh di mata Dokter Kelly.
Ia segera bangkit lalu berjalan di lorong rumah sakit dengan berpakaian dokter untuk menemui si pasien. Dokter Kelly segera mengenali wanita sakit itu. Ia lalu kembali ke ruang konsultasi dengan tekad untuk menyelamatkan nyawanya.

Sejak hari itu Dokter Kelly memberikan perhatian khusus pada kasus si pasien. Setelah dirawat cukup lama, akhirnya si pasien bisa disembuhkan. Dokter Kelly meminta kepada bagian keuangan agar tagihan rumah sakit diajukan kepadanya dahulu untuk disetujui sebelum diserahkan kepada si pasien.
Nota tagihan pun kemudian dikirimkan ke kantor Dokter Kelly. Ia mengamati sejenak lalu menuliskan sesuatu di pinggirnya. Tagihan itu kemudian dikirimkan ke kamar pasien.

Si pasien takut membuka amplop nota tagihan karena yakin bahwa untuk dapat melunasinya ia harus menghabiskan sisa umurnya.

Akhirnya, tagihan itu dibuka dan pandangannya segera tertuju pada tulisan di pinggir tagihan itu :

Telah dibayar lunas dengan segelas susu
Tertanda
DR. Howard Kelly

Air mata bahagia membanjiri mata si pasien. Ia berkata dalam hati,“Terima kasih Alloh, cinta-Mu telah tersebar luas lewat hati dan tangan manusia.”

Senin, 20 September 2010

Kiat Menghadapi Hidup (2)

2. Jangan Mempersulit Diri Andaikata kita mau jujur, sesungguhnya kita ini paling hobi mengarang, mendramatisir dan mempersulit diri, sebagian besar penderitaan kita adalah hasil dramatisasi perasaan dan pikiran sendiri, selain tidak pada tempatnya, juga pasti membuat masalah akan menjadi besar, lebih seram, lebih dahsyat, lebih pahit, lebih gawat, lebih pilu daripada kenyataan aslinya dan tentu ujungnya akan terasa jauh lebih nelangsa, lebih repot dalam menghadapinya/menyelesaikannya.Orang yang menghadapi masa pensiun terkadang jauh sebelumnya sudah sengsara terbayang gaji yang kecil, pasti tidak akan mencukupi kebutuhan padahal saat ini saja sudah pas-pasan, ditambah lagi
kebutuhan anak-anak yang kian membengkak, anggaran rumah tangga plus listrik, air, cicilan rumah belum lunas, utang belum terbayar, belum lagi andaikata sakit, tak ada anggaran pengobatan, umur makin menua, fisik kian melemah, semakin panjang derita kita buat, maka semakin panik menghadapi pensiun, tentu saja sangat boleh kita memperkirakan kenyataan yang akan terjadi namun harus terkendali dengan baik jangan sampai perkiraan itu membuat putus asa dan sengsara sebelum waktunya. Begitu banyak orang yang sudah pensiun yang ternyata tidak segawat yang diperkirakan atau bahkan jauh lebih tercukupi dan berbagahagia daripada sebleumnya, apakah Allah Swt, Yang Maha Kaya akan menjadi kikir terhadap para pensiunan atau terhadap kakek dan nenek-nenek padahal pensiun hanyalah salah satu episode hidup yang harus dijalani yang tidak mempengaruhi janji dan kasih sayang Allah Swt. Maka dalam menghadapi persoalan apapun, jangan hanyut dan tenggelam dalam pikiran yang salah, kita harus tenang, menguasai diri, renungkanlah janji dan jaminan pertolongan Allah Swt, dan bukanlah kita sudah sering melalui masa-masa yang sangat sulit dan ternyata bisa lolos pada akhirnya, tidak segawat yang kita perkirakan sebelumnya.

a. Yakinilah bahwa Allah Yang Maha Tahu segalanya pasti telah mengukur ujian yang menimpa kita sesuai dengan dosis yang tepat dengan keadaan dan kemampuan kita, karena Dia tahu persis diri kita lebih tahu daripada diri kita sendiri (bukanlah dia sendiri
yang merancang, menciptakan dan mengurus diri kita setiap saat). Allah Swt, tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Maha Suci Allah dari perbuatannya mendzolimi hamba-hamba-Nya.
b. Yakinilah setiap kesulitan itu selalu didampingi kemudahan "karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesunggunya
sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan" ( Al Insyiroh 5,6), sampai dua kali Allah Swt, mengutarakan janji-Nya. Tidak mungkin dalam hidup ini terus-menerus kesulitan, karena dunia ini bukan neraka, begitupun tidak mungkin dalam hidup ini terus-menerus
kelapangan dan kemudahan karena dunia ini bukan sorga, segalanya pasti akan ada akhirnya dan dipergilirkan dengan keadilan AllahSwt.

KH. Abdullah Gymnastiar, Pimpinan Pondok Pesantren
Daarut Tauhiid Bandung

Jumat, 03 September 2010

Kiat Menghadapi Hidup

Bismillahirrahmaanirrahiim
Suatu hal yang pasti tidak akan luput dari keseharian kita adalah yang disebut masalah atau persoalan hidup, dimanapun, kapanpun, apapun dan dengan siapapun, semuanya adalah potensi masalah. Namun andaikata kita cermati dengan seksama ternyata dengan persoalan yang persis sama, sikap orangpun berbeda-beda, ada yang begitu panik, goyah, kalut, stress tapi ada pula yang menghadapinya dengan begitu mantap, tenang atau bahkan malah menikmatinya. Berarti masalah atau persoalan yang sesungguhnya bukan terletak pada persoalannya melainkan pada sikap terhadap persoalan tersebut. Oleh karena itu siapapun yang ingin menikmati hidup ini dengan baik, benar, indah dan bahagia adalah mutlak harus terus-menerus meningkatkan ilmu dan keterampilan dirinya dalam menghadapi aneka persoalan yang pasti akan terus meningkat kuantitas dan kualitasnya seiring dengan pertambahan umur, tuntutan, harapan, kebutuhan, cita-cita dan tanggung jawab. Kelalaian kita dalam menyadari pentingnya bersungguh-sungguh mencari ilmu tentang cara menghadapi hidup ini dan kemalasan kita dalam melatih dan mengevaluasi keterampilan kita dalam menghadapi persoalan hidup berarti akan membuat hidup ini hanya perpindahan kesengsaraan, penderitaan, kepahitan dan tentu saja kehinaan yang bertubi-tubi. Na'udzubillah.

1. Siap
Siap apa ? siap menghadapi yang cocok dengan yang diinginkan dan siap menghadapi yang tidak cocok dengan keiinginan.Kita memang diharuskan memiliki keiinginan, cita-cita, rencana yang benar dan wajar dalam hidup ini, bahkan kita sangat dianjurkan untuk gigih berikhtiar mencapai apapun yang terbaik bagi dunia akhirat, semaksimal kemampuan yang ALLOH Swt, berikan kepada kita. Namun bersamaan dengan itu kitapun harus sadar-sesadarnya bahwa kita hanyalah makhluk yang memiliki sangat banyak keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan kemampuan kita. Dan pula dalam hidup ini ternyata sering sekali atau bahkan lebih sering terjadi sesuatu yang tidak terjangkau oleh kita, yang diluar dugaan dan di luar kemampuan kita untuk mencegahnya, andaikata kita selalu terbenam tindakan yang salah dalam mensikapinya maka betapa terbayangkan hari-hari akan berlalu penuh kekecewaaan, penyesalan, keluh kesah, kedongkolan, hati yang galau, sungguh rugi padahal hidup ini hanya satu kali dan kejadian yang tak didugapun pasti akan terjadi lagi. Ketahuilah kita punya rencaa, ALLOH Swt, pun punya
rencana, dan yang pasti terjadi adalah apa yang menjadi rencana ALLOH Swt.

Yang lebih lucu serta menarik, yaitu kita sering marah dan kecewa dengan suatu kejadian namun setelah waktu berlalu ternyata "kejadian" tersebut begitu menguntungkan dan membawa hikmah yang sangat besar dan sangat bermanfaat, jauh lebih baik dari apa yang diharapkan sebelumnya. Alkisah ada dua orang kakak beradik penjual tape, yang berangkat dari rumahnya di sebuah dusun pada pagi hari seusai shalat shubuh, di tengahpematang sawah tiba-tiba pikulan sang kakak berderak patah, pikulan di sebelah kiri masuk ke sawah dan yang di sebelah kanan masuk ke kolam. Betapa kaget, sedih, kesal dan merasa sangat sial, jualan belum, untung belum bahkan modalpun habis terbenam, dengan penuh kemurungan dan mereka kembali ke rumah. Tapi dua jam kemudian datang berita yang mengejutkan, ternyata kendaraan yang biasa ditumpangi para pedangan tape terkena musibah sehingga seluruh penumpangnya cedera bahkan diantaranya ada yang cedera berat, satu-satunya diantara kelompok pedagang yang senantiasa menggunakan angkutan tersebut yang selamat hanyalah irinya, yang tidak jadi berjualan karena pikulannya patah. Subhanalloh, dua jam sebelumnya patah pikulan dianggap kesialan besar, dua jam kemudian patah pikulan dianggap keberuntungan luar biasa. Oleh karena itu "fa idzaa azamta fa tawaqqal alalloh" bulatkan tekad, sempurnakan ikhtiar namun hati harus tetap menyerahkan segala keputusan dan kejadian terbaik kepada ALLOH Swt. Dan siapkan mental kita untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu ALLOH Swt. ALLOH Swt, berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 216, boleh jadi engkau tidak menyukai sesuatu padahal bagi ALLOH Swt, lebih baik bagimu dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal buruk dalam pandangan ALLOH Swt. Maka jikalau dilamar seseorang, bersiaplah untuk menikah dan bersiap pula kalau tidak jadi nikah, karena melamar kita belumlah tentu jodoh terbaik seperti yang senantiasa diminta oleh dirinya maupun orang tuanya. Kalau mau mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri,berjuanglah sungguh-sungguh untuk diterima di tempat yang dicita-citakan namun siapkan pula diri ini , andaikata ALLOH Yang Maha Tahu bakat, karekter dan kemampuan kita sebenarnya akan menempatkan di tempat yang lebih cocok, walaupun tidak sesuai dengan rencana sebelumnya. Melamar kerja, lamarlah dengan penuh kesungguhan, namun hati harus siap andaikata ALLOH Swt, tidak mengijinkan karena ALLOH Swt, tahu tempat jalan rizki yang lebih berkah. Berbisnis ria, jadilah seorang profesional yang handal, namun ingat bahwa keuntungan yang besar yang kita rindukan belumlah tentu membawa maslahat bagi dunia akhirat kita, maka bersiaplah menerima untung terbaik menurut perhitungan ALLOH Swt. Demikianlah dalam segala urusan apapun yang kita hadapi.


Oleh KH. Abdullah Gymnastiar
Puslitbang Daarut Tauhiid
Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

Cintailah Cinta Karena Allah....

Sebuah Cerita yang bisa menjadi renungan kita bersama.....

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam,pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun .Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bias digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, pak
suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia
merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah. Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan pak Suyatno memutuskan ibu mereka dirinya yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak. Bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu".
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu bergantian". Pak suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka. "Anak2ku jikalau hidup didunia ini hanya untuk nafsu mungkin bapak akan menikah, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian". sejenak kerongkongannya tersekat, "...kalian yg selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu, apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya
sekarang". "Kalian menginginkan bapak yg masih diberi Allah kesehatan dirawat oleh orang lain bagaimana dengan ibumu yg masih sakit?" Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.
Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta
untuk menjadi nara sumber di acara islami Selepas shubuh dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada pak suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2..disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru disitulah pak suyatno bercerita". Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai karena Allah semuanya akan luntur.

Rabu, 01 September 2010

Be a Leader (Part 2)

A Good Leader

Stogdill dalam bukunya personel factor associated with leadership yang dikutip oleh James A. Lee dalam bukunya management Theories and Prescriptions, menyatakan, bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
a. Kapasitas : kecerdasaan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal facility, keaslian, kemampuan menilai.
b. Prestasi/ achievement : gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam olah raga dan etletik dan lain – lain.
c. Tanggung jawab : mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat untuk unggul.
d. Partisipasi : aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau suka bekerjasama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
e. Status : meliputi kedudukan sosial – ekonomi yang cukup tinggi, populer, tenar.

Sedang Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam bukunya Creative thinking How to win Ideas (1965) menuliskan kemampuan pemimpin dan syarat yang harus dimiliki ialah :
a. Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri (individu-alism)
b. Besar rasa ingin tahu, dan cepat tertarik pada manusia dan benda-
benda (curious)
c. Multi-terampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam
d. Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan
e. Perfeksionis, sealu ingin mendapatkan yang sempurna.
f. Mudah menyesuaikan diri, adaptasinya tinggi
g. Sabar namun ulet, serta tidak mandek, berhentti
h. Waspada , peka, jujur, optimis, berani, gigih, ulet realistis.
i. Komunikatif, serta panadai berbicara atau pidato
j. Berjiwa wiraswasta
k. Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang berat,
serta berani mengambil resiko.
l. Tajam firasatnya, tajam dan adil pertimbangannya
m. Berpengetahuan luas, dan haus akan ilmu pengetahuan
n. Memiliki motivasi tinggi, dan menyadari target atau tujuan hidupnya
yang ingin dicapai ; dibimbing oleh idealisme tinggi
o. Punya imajjinasi tinggi, daya kombinasi, dan daya inovasi


Yang jelas pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan anggota – anggota biasa lainnya. Sebab karena kelebihan – kelebihan tersebut bisa berwibawa dan dipatuhi oleh bawahannya. Terutama sekali inteligensi, kepekaan terhadap lingkungan, dan ketekunan-keuletan (Ausdauer). Dan yang paling penting lainnya ialah memiliki : integritas kepribadian tinggi, sehingga dia menjadi dewasa matang, bertanggung jawab, dan susila.

A. Pengertian Pemimpin
Perkataan pemimpin / leader mempunyai macam – macam pengertian. Definisi mengenai pemimpin banyak sekali; yaitu sebanyak pribadi yang meminati masalah pemimpintersebut. Karena itu kepemimpinan merupakan dampak interaktif dari faktor individu / pribadi dengan faktor situasi. Beberapa definisi dapat disebutkan dibawah ini :
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama – sama melakukan aktivitas – aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Jadi, pemimpin itu adalah seorang yang memiliki satu atau beberapa kelebihan sebagai predisposisi ( bakat yang dibawa sejak lahir ), dan merupakan kebutuhan dari satau situasin / zaman sehingga dia mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahannya, dan mampu menggerakkan bawahannya kearah tujuan tertentu.
Henry Pratt Fairchild menyatakan :
Pemimpin dalam pengertian yang luas ialah seorang yang memimpin denga jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha / upaya orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ilah seorang yang membimbing / memimpin dengan bantuan kualitas – kualitas persuaifnya, dan akseptansi / penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.
John Gage Alle menyatakan :
Ledaer a guide; a conductor; a commander ( pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk;komandan)
Definisi berikut ini lebih menekankan aspek politisnya yaitu sebagai berikut :
Pemimpin ialah kepala aktual dari organisasi partai dikota, dusun atau subdivisi – subdisi / bagian – bagian lainnya. Sekalipun dia secara nominal (pada namanya) saja dipilih secara langsung atau tidak langsusng oleh pemilih – pemilih pemberi suara partai, secara aktual dia itu sering dipilih oleh satu klik kecil atau oleh supervisor langsung dari partai. Perbedaan antara boss ( kepala, atasan ,majikan,sep) dengan pemimpin, sebagian besar tergantung pada metode pemilihan, dan tokoh pemimpinnya yang melaksanakan kekuasaan.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan itu dapat ditarik kesimpulan bahwa pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan atau tanpa penggangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan usaha bersama mengarahkan pada pencapaian sasaran – sasaran tertentu.

B. Sifat – sifat Pemimpin
Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain dilakukan dengan mengamati dan mencatat sifat – sifat dan kualitas / mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai kepemimpinanya. Usaha – usaha yang sistematis tersebut membuahkan teori yang disebut sebagai the traitist theory of leadership ( teori sifat/keifatan dari kepemimpinan). Diantara para penganut teori ini dapat disebutkan Ordway Tead dan George R. Terry.
Ordway Tead dalam tulisannya mengemukakan 10 sifat yaitu sebagai berikut :

1. Energi jasmaniah dan mental (physical and nervous energy)
Hampir setiap pribadi pemimpin memiliki tenaga jasmani dan rohani yang luar biasa; yaitu mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan atau tenaga yang istimewa yang tampaknya seperti tidak akan pernah habis. Hal ini ditambah dengan kekuatan – kekuatan mental berupa semangat juang. Motivasi kerja, disiplin, kesabaran, Ausdauer (keuletan), katahanan bathin, dan kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi.

2. Kesadaran akan tujuan dan arah (A sense of purpose and direction)
Ia memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran dan kegunaan dari semua perilaku yang dikerjakan; dia tahu percis kemana arah yang akan ditujunya; serta pasti memberikan kemanfaatan bagi diri sendiri maupun bagi kelompok yang dipimpinnya. Tujuan tersebut harus disadari benar, menarik, dan sangat berguna bagi pemenuhan kebutuhan hidup bersama.

3. Antusiasme (enthusiasm ; semangat, kegairahan, kegembiaraan yang besar)
Pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai itu harus sehat, berarti, bernilai, memberikan sukses, dan menimbulkan semangat serta esprit de corps. Semua ini membangkitkan antusiasme, optimisme dan semangat besar pada pribadi pemimpin meupun para anggota kelompok.

4. Keramahan dan kecintaan (friendlines and affection)
Affection itu berarti kesayangan, kasih sayang,cinta,simpati yang tulus, disertai kesediaan berkorban bagi pribadi – pribadi yang disayangi. Sebab pemimpin ingin membuat mereka senang, bahagia dansejahtera. Maka kasih syang dan dedikasi pemimpin bisa menjadi tenaga penggerak yang positif untuk melakukan perbuatan – perbuatan yang menyenangkan bagi semua pihak.

5. Integritas (integrity, keutusan, kejujuran, ketulusan hati)
Pemimpin itu harus bersifat terbbuka; merasa utuh bersatu , sejiwa dan seperasaan dengan anak buahnya; bahkan merasa senasib dan sepenanngungan dalam satu perjuangan yang sama. Karena itu dia bersedia memberikan pelayanan dan pengorbanan kepada para pengikutnya.

6. Penguasaan teknis (technical master)
Setiap pemimpin harus memiliki satu atau beberapa kemahiran teknis tertentu, agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin kelompoknya. Dia menguasai pesawat – pesawat mekanik tertentu, serta memiliki kemahiran – kemahiran sosial untuk memimpin dan memberikan tuntunan yang tepat serta bijaksana. Terutama teknik untuk mengkoordinasikan tenaga manusia, agar tercapai maksimalisasi efektivitas kerja dan produktivitasnya.

7. Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness)
Pemimpin yang berhasil itu pasti dapat mengambil keputusan secara tepat, tegas dan cepat, sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya. Selanjutnya dia mampu meyakinkan para anggotanya akan kebenaran keputusannya. Ia berusaha agar para pengikutnya bersedia mendukung kebijakan yang telah diambilnya. Dia harus menampilkan ketetapan hati dan tangung jawab, agar ia selalu dipatuhi oleh bawahannya.

8. Kecerdasan (intelligence)
Kecerdasan yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin itu merupakan kemampuan untuk melihat dan memahami dengan baik, mengerti sebab dan akibat kejadian, menemukan hal – hal yang krusial; dan cepat menemukan cara penyelesaian dalam waktu singkat. Maka orang yang cerdas akan mampu mengatasi kesulitan yang dihapi dalam waktu yang jauh lebih pendek dan dengan cara yang lebih efektif daripada orang yang kurang cerdas.

9. Keterampilan mengajar (teaching skill)
Pemimpin yang baik itu adalah seorang guru pula, yang mampu menuntun, mendidik, mengarahkan, mendorong (memotivir), dan mengerakkan anak buahnya untuk berbuat sesuatu. Disamping menuntun dan mendidik muridnya, dia diharapkan juga menjadi peelaksana eksekutif untuk mengadakan latihan – latihan, mengawasi pekerjaan rutin setiap hari, dan menilai gagal atau suksesnya satu proses atau treatment. Ringkasnya, dia juga mampu menjadi manajer yang baik.

10. Kepercayaan (faith)
Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya selalu didukung oleh kepercayaan anak buahnya. Yaitu kepercayaan bahwa para anggota pasti dipimpin dengan baik, dipengaruhi secara positif, dan diarahkan pada sasaran – sasaran yang benar. Ada kepercayaan bahwa pemimpin bersama – sama dengan anggota – anggota kelompoknya secara bersama – sama rela berjuang untuk mencapai tujuan yang bernilai.

Selanjutnya George R. Terry dalam bukunya principles of management, 1964 menulis sepuluh sifat pemimpin yang unggul, yaitu :
1. Kekuatan
Kekuatan badaniah dan rohaniah merupakan syarat pokok bagi pemimpin yang harus bekerja lama dan berat pada waktu-waktu yang lama serta tidak teratus, dan ditengah – tengah situasi yang sering tidak menentu. Oleh karena itu Ausdauer atau daya tahan untuk mengatasi berbagai rintangan adalah syarat yang harus ada pada pemimpin.

2. Stabilitas emosi
Pemimpin yang baik itu memiliki emosi yang stabil. Artinya dia tidak mudah marah, tersinggung perasaannya, dan tidak meledak – ledak secara emosional. Ia menghormati martabat orang lain, toleran terhadap kelemahan oarang lain, dan bisa memaafkan kesalahan – kesalahan yang tidak terlalu prinsipil. Semua itu diarahkan untuk mencapai lingkungan sosial yang rukun, damai, harmonis dan menyenangkan.

3. Pengetahuan tentang relasi insani
Salah satu tugas pokok pemimpin ialah : memajukan dan mengembangkan semua bakat serta poptensi anak buah, yang bisa bersama - sama maju dan mengcap kesejahteraan. Karena itu pemimpin diharapkan memiliki pengetahuan tentang sifat, watak dan perilaku anggota kelompoknya, agar ia bisa menilai kelebihan dan kelemahan / keterbatasan pengikutnya, yang disesuaikn dengan tugas – tugas atau pekerjaan pekerjaan yang akan diberikan pada masing – masing individu.

4. Kejujuran
Pemimpin yang baik itu harus memiliki kejujuran yang tinggi; yaitu jujur pada diri sendiri dan pada orang lain (terutama bawahannya). Dia sellu menepati janji, tidak selingkuh atau munafik, adapat dipercaya, dan berlaku adil terhadap semua orang.

5. Obyektif
Pertimbangan pemimpin itu harus berdasarkan hati nurani yang bersih, supaya obyektif (tidak subyektif, berdasar prasangka sendiri). Dia akan mencari bukti – bukti yang nayata dan sebsb musabab setiap kejadian; dan memberikan alasan yang rasional atas penolakannya.

6. Dorongan Pribadi
Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin itu harus muncul dari dalam hati sanubari sendiri. Dukungan dari luar akan memperkuat hasrat sendiri untuk memberikan pelayanan dan pengabdian diri kepada kepentingan orang banyak.

7. Keterampilan berkomunikasi
Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara; mudah mengakap amksud orang lain, cepat menangkap esensi pernyataan orang luar; mudah memahamai maksud para anggotanya. Juga pandai mengintegrasikan berbagai opini serta aliran yang berbeda – beda untuk mencapai kerukunan dan keseimbangan.

8. Kemampuan mengajar
Pemimpin yang baika itu diharapkan juga menjadi guru yang baiak. Mengajar itu adalah membawa siswa (oarang yang belajar) secara sistematis dan intensional pada sasaran – sasaran tertentu, guna mengembangkan pengetahuan.

9. Keterampilan sosial
Pemimpin juga diharapkan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi manusia, agar mereka dapat mengembangkan bakat dan peotensinya. Pemimpin dapat mengenali segi – segi kelemahan dan kekuatan setiap anggotanya, agr bisa ditempatkan pada tugas – tugas yang cocok dengan pembawaan masing – masing. Pemimpin juga mampu mendorong setiap orang yang dibawahinya untuk berusaha dan mengembangkan diri dengan cara – caranya sendiri yang dianggap paling cocok.

10. Kecakapan Teknis atau kecakapan manajerial
Pemimpin harus superior dalam satu atau beberapa kemahiran teknis tertentu. Juga memiliki kemahiran manajerila untuk membuat rencana, mengelola, menganalisa keadaan, membuat keputusan, mengarahkan, mengontrol,dan memperbaiki situasi yang tidak mapan. Tujuan semua ini ialah tercapainya efektivitas kerja, keuntungan maksimal, dan kebahagiaan kesejahteraan angota sebanyak – banyaknya.
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai satu sasaran tertentu. Jadi pemimpin itu harus mamiliki satu atau beberapa kelebihan, sehingga dia mendapat pengakuan dan respek dari para pengikutnya, serta dipatuhi segala perintahnya.]

Be a Leader (Part 1)

Pengantar Sebuah Kepemimpinan

A. Pengantar
Kegiatan manusia secara bersama – sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Jadi harus ada pemimpin demi sukses dan efisiensi kerja. Untuk bermacam – macam usaha dan kegiatan manusia yang jutaan banyaknya ini diperlukan upaya yang terencana dan sistematis untuk melatih dam mempersiapkan pemimpin –pemimpin baru. Oleh karena itu banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan. Dan para sarjana telah memberikan berbagai definisi mengenai pemimpin dan kepemimpinan, dengan menonjolkan satu atau beberapa aspek tertentu sesuai dengan ide pencetus definisi tersebut, beserta interprestasinya.

B. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpian adalah : penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan konsep – konsep kepemimpinanya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab – musabab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat – sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi kepemimpinan
Teori Kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interprestasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi, antara lain adalah :

1.Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan
Kepemimpinan muncul bersama –sama adanya peradaban manusia; yaitu sejak zaman nabi – nabi dan nenek moyang manusia yang berkumpul bersama, lalu bekerja bersama – sama untuk memepertahankan eksistensi hidupnya menantang kebuasan binatang dan alam sekitarnya. Sejak itulah terjadi kerjasama antar manusia, dan ada unsur kepemimpinan. Pada saat itu pribadi yang ditunjuk sebagai sebagai pemimpin ialah orang – orang yang paling kuat, paling cerdas dan paling berani. Sebagai contoh, Kautilya dengan tulisannya "Arthasastra" (321 sebelum masehi) menuliskan ciri –ciri khas seorang perwira yang ditunjuk sebagai pemimpin, ialah :
a.Pribumi, lahir dari keturunan luhur;
b.Sehat, kuat, berani, ulet;
c.Intelegent, punya ingatan yang kuat, pandai, fasih berbicara;
d.Punya watak yang murni, dengan sifat- sifat utama : penuh kebaktian, setia,
taat pada kewajiban, punya harga diri, kokoh pendiriannya, memiliki
anthusiasme, bijaksana, mampu melihat jauh kedepan;
e.Ramah tamah, baik hati, sopan santun;
f.Terampil, terlatih baik dalam bidang seni;
g.Mempunyai pengaruh.
Dengan ringkas dapat dinyatakan, pemimpin dan kepemimpinan itu dimanapun juga dan kapanpun juga selalu diperlukan, khususnya pada zaman modern sekarang dan dimasa – masa mendatang.

2. Teori munculnya Pemimpin
Tiga teori yang menonjol dalam menjelaskan kemunculan pemimpin ialah : 1) teori genetis, 2) teori sosial, 3) teori ekologis.
a. Teori genetis menyatakan sebagai berikut :
1. Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat – bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.
2. Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi/ kondisi yang bagai
manapun juga, yang khusus.
3. Secara filsafat, teori tersebut menganut pandangan deterministis.

b. Teori sosial ( lawan teori genetis) menyatakan sebagai berikut :

1. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan
begitu saja.
2. Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha peyiapan dan
pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.

c. Teori ekologis atau sintetis ( muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut lebih dahulu), menyatakan sebagai berikut:

* Seorang kan sukses menjadi pemimpin, bila sejak lahirnya dia sudah memiliki bakat – bakat kepemimpinan, dan bakat – bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan; juga sesuai dengan tuntutan lingkungan / ekologisnya.

3. Tipe dan Gaya Kepemimpinan
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik khas; sehingga tingkah laku dan gayanyalah yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Sehingga muncullah beberapa tipe kepemimpinan. Misalnya tipe – tipe kharismatis, paternalistis, militeristis, otokratis, laissez faire, populistia, administratif, demokratis.

4. Syarat – sayarat Kepemimpinan

WJ Reddin dalam artikelnya What Kind of Manager ; dan disunitng oleh Wajosumidjo (Dept. P&K, Pusat pendidikan dan Latihan Pegawai, 1982), menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola dasar, yaitu:
a. Berorientasi tugas (task orientation),
b. Berorientasikan hubungan kerja (relationship orientation),
c. Berorientasikan hasil yang efektif (effectivess orientation).

Berdasarkan penonjolan ketiga orientasi tersebut, dapat ditentukan delapan tipe kepemimpinan. Yaitu :
a. Tipe Deserter (Pembelot)
Sifatnya: bermoral rendah, tidak memiliki rasa keterlibatan, tanpa peng
abdian, tanpa loyalitas dan ketaatan; sukar diramalkan.
b. Tipe Birokrat
Sifatnya : correct, kaku, patuh pada peraturan dan norma – norma;
ia adalah manusia organisasi yang tepat, cermat, berdisiplin dan keras.
c. Tipe Misionaris ( misionary)
Sifatnya : terbuka, penolong, lembut hati, ramah - tamah
d. Tipe Developer ( pembangun)
Sifatnya : kreatif, dinamis, inovatif, memberikan / melimpahkan wewenang
dengan baik, menaruh kepercayaan kepada bawahan.
e. Tipe Otokrat
Sifatnya : lancar, tertip, ahli dalam mengorganisir, besar rasa
keterlibatan diri.
f. Benevolent autocrat ( otocrat yang bijak)
Sifatnya : lancar, tertib, ahli dalam mengorganisir, besar rasa
keterlibatan diri.
g. Tipe compromiser ( kompromis)
Sifatnya : plintat – plintut, selalu mengikuti angin tanpa pendirian,
tidak mempunyai keputusan, berpandangan pendek dan sempit.
h. Tipe Eksekutif
Sifat : Bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi yang baik, berpandangan
jauh, tekun.

Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu : a) Kekuasaan, b) kewibawaan, dan c) kemampuan.

Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu membawahi atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh kepada pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan – perbuatan tertenatu.
Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan/keterampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa.