Jumat, 27 Mei 2016
Keutamaan Tauhid
A. MAKNA TAUHID
Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam Rububiyah (ketuhanan), Uluhiyah (ibadah), Asma` (nama-nama) dan Sifat-Nya.
Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah Ta’ala Maha Esa, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang menciptakan, mengatur alam semesta. Hanya Dia-lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan kekurangan. Dia mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi.
Tauhid merupakan kewajiban pertama yang Allah عزّوجلّwajibkan kepada umat manusia, dan sebaliknya larangan pertama yang Allah larang kepada mereka adalah syirik. Hal ini sebagaimana firman Allahعزّوجلّ:
يَاأَيُّهَاالنَّاسُاعْبُدُوارَبَّكُمُالَّذِيخَلَقَكُمْوَالَّذِينَمِنْقَبْلِكُمْلَعَلَّكُمْتَتَّقُونَ. الَّذِيجَعَلَلَكُمُالأرْضَفِرَاشًاوَالسَّمَاءَبِنَاءًوَأَنْزَلَمِنَالسَّمَاءِمَاءًفَأَخْرَجَبِهِمِنَالثَّمَرَاتِرِزْقًالَكُمْفَلاتَجْعَلُوالِلَّهِأَنْدَادًاوَأَنْتُمْتَعْلَمُونَ
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah/2: 21-22)
B. TAUHID ADALAH PERKARA
YANG PALING PENTING DAN UTAMA
Tanpa diragukankan lagi bahwa tauhid adalah hal yang paling penting yang harus diperhatikan oleh setiap hamba yang menginginkan kebahagian hidup di dunia dan akhirat, karena tauhid adalah hak Allah Ta’ala yang wajib ditunaikan oleh setiap hamba. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bertanya pada Mu’adz bin Jabalرضي الله عنه,
يَامُعَاذُهَلْتَدْرِيحَقَّاللَّهِعَلَىعِبَادِهِ؟قُلْتُ:اللَّهُوَرَسُولُهُأَعْلَمُ،قَالَ:فَإِنَّحَقَّاللَّهِعَلَىالْعِبَادِأَنْيَعْبُدُوهُوَلَايُشْرِكُوابِهِشَيْئًا
“Wahai Mu’adz apakah hak Allah atas hamba-Nya?” Jawab Mu’adz, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”, lalu Rasulullah menyatakan bahwa “Hak Allah atas hamba adalah seorang hamba beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya (dalam beribadah) dengan sesuatu apapun.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Tauhid itu pula yang menjadi tujuan dan hikmah teragung diciptakannya jin dan manusia, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَمَاخَلَقْتُالْجِنَّوَالْإِنسَإِلَّالِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (menyembah) kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzaariyaat/51: 56)
Seorang hamba memang sudah seharusnya mempelajari tauhid, memahaminya, dan mengamalkan konsekuensinya. Berikut ini akan disebutkan tentang beberapa keutamaan tauhid selain yang telah di sebutkan di atas.
C. BEBERAPA KEUTAMAAN TAUHID
Allah tidaklah mewajibkan suatu perkara, melainkan pasti padanya terdapat keutamaan-keutamaan yang sangat mulia. Begitu pula dengan “Tauhid” yang merupakan paling wajibnya perkara dari perkara-perkara yang paling wajib, pasti mempunyai berbagai keutamaan. Di antara keutamaan-keutamaan tauhid itu ialah :
1. Tauhid adalah tingkat keimanan yang tertinggi
Rasulullah صلى الله عليه وسلمbersabda :
الْإِيمَانُبِضْعٌوَسِتُّونَشُعْبَةًفَأَفْضَلُهَاقَوْلُلَاإِلَهَإِلَّااللَّهُوَأَدْنَاهَاإِمَاطَةُالْأَذَىعَنْالطَّرِيقِ
“Iman itu memiliki enam puluh sekian cabang, paling tingginya adalah perkataan / ucapan Laa Ilaaha Illallah dan paling rendahnya menyingkirkan gangguan dari jalan.” (HR. Muslim)
Perlu diketahui bahwa Laa Ilaaha Illallah tidak cukup hanya diucapkan di lisan saja. Akan tetapi harus bersumber dari hati yang ikhlas dan kemudian dibuktikan dengan pengamalan dari apa yang dikandung oleh Laa Ilaaha Illallah yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Allah semata dan menjauhi segala bentuk kesyirikan. Sebagaimana sabda Nabiصلى الله عليه وسلم:
فَإِنَّاللهَحَرَّمَعَلَىالنَّارِمَنْقَالَلاَإِلهَإِلاّاللهيَبْتَغِيبِذَلِكَوَجْهَاللهِ
“Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi neraka orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan mengharap wajah Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Tauhid sebagai syarat utama diterimanya semua amal ibadah
Allah عزّوجلّberfirman :
ذَلِكَهُدَىاللَّهِيَهْدِيبِهِمَنْيَشَاءُمِنْعِبَادِهِوَلَوْأَشْرَكُوالَحَبِطَعَنْهُمْمَاكَانُوايَعْمَلُونَ
“Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’aam/6: 88)
Amalan-amalan ibadah orang musyrik tidak akan diterima oleh Allah عزّوجلّdan sebaliknya orang Muwahhid (ahli tauhid) akan diterima oleh Allah amalan ibadahnya.
3. Tauhid merupakan sebab utama dihapuskannya dosa
Hal ini didasarkan kepada firman Allah عزّوجلّ:
إِنَّاللَّهَلايَغْفِرُأَنْيُشْرَكَبِهِوَيَغْفِرُمَادُونَذَلِكَلِمَنْيَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”.(QS. An. Nisaa’/4: 48, 116)
4. Orang yang benar-benar merealisasikan tauhid akan masuk jannah (surga) tanpa hisab
Ketika para shahabat bertanya-tanya tentang 70.000 orang dari umat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلمyang masuk jannah tanpa hisab dan tanpa adzab, maka Rasulullah bersabda :
هُمُالَّذِينَلاَيَسْتَرْقُونَوَلاَيَكْتَوُونَوَلاَيَتَطَيَّرُونَوَعَلَىرَبِّهِمْيَتَوَكَّلُونَ
“… mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak minta di-kay (pengobatan dengan menggunakan api) dan tidak mengundi nasib dengan burung dan sejenisnya dan mereka bertawakkal hanya kepada Allah.” (HR. At Tirmidzi)
5. Orang yang tauhidnya benar akan masuk surga
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:
مَنْلَقِيَاللهَلاَيُشْرِكُبِهشَيْئًادَخَلَالْجَنَّةَ
“Barangsiapa bertemu Allah (meninggal dunia) dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu (apapun), niscaya dia akan masuk surga.” (HR. Muslim)
Adapun masuknya orang yang tidak berbuat syirik ke dalam surga maka itu merupakan hal yang pasti. Akan tetapi jika dia bukan pelaku dosa besar yang terus menerus dilakukan sampai meninggal dunia maka dia akan langsung masuk surga. Sedangkan jika dia pelaku dosa besar hingga akhir hayatnya dan belum bertaubat maka yang demikian di bawah kehendak Allah عزّوجلّ. Jika Allah mengampuni, maka akan masuk surga secara langsung tanpa diadzab. Dan jika tidak diampuni, maka akan diadzab terlebih dahulu kemudian dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. (Fathul Majid hal. 84).
6. Tauhid merupakan sumber keamanan
Sebagaimana firman Allah :
الَّذِينَآمَنُواوَلَمْيَلْبِسُواإِيمَانَهُمْبِظُلْمٍأُولَئِكَلَهُمُالأمْنُوَهُمْمُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’aam/6: 82)
Berkata Ibnu Katsir asy-Syafi’i رحمه الله: “Orang-orang yang mengikhlaskan ibadah mereka hanya untuk Allah saja dan mereka tidak menyekutukan Allah sedikitpun, mereka itu akan mendapatkan keamanan pada hari kiamat dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk di dunia dan akhirat.” (Fathul Majid hal. 36)
Yang dimaksud dengan kedhaliman pada ayat di atas adalah syirik sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud رضي الله عنه:
Tatkala turun ayat ini, para shahabat berkata : “Siapa di antara kami yang tidak pernah mendhalimi dirinya ?” Kemudian Rasulullah bersabda: “Bukan demikian maksudnya, apakah kalian tidak mendengar perkataan Luqman: sesungguhnya kesyirikan itu adalah kedhaliman yang besar.” (HR. Al Bukhari)
Itulah di antara keutamaan-keutamaan tauhid yang dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya.
D. BAGAIMANAKAH BAHAYA SYIRIK?
Syirik merupakan lawan dari tauhid. Oleh karena itu di saat tauhid mempunyai banyak keutamaan maka syirik pun sangat berbahaya dan mempunyai banyak mudharat. Di antaranya adalah :
1. Dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah
Sebagaimana firman Allah عزّوجلّ:
إِنَّاللَّهَلايَغْفِرُأَنْيُشْرَكَبِهِوَيَغْفِرُمَادُونَذَلِكَلِمَنْيَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (QS. An. Nisaa’/4: 48, 116)
2. Kesyirikan adalah kedhaliman yang paling besar
Firman Allah عزّوجلّ:
إِنَّالشِّرْكَلَظُلْمٌعَظِيمٌ
“Sesungguhnya kesyirikan adalah kedhaliman yang besar.” (QS. Luqman/31: 13)
3. Orang yang meninggal dunia dalam keadaan musyrik akan masuk neraka dan kekal di dalamnya
إِنَّهُمَنْيُشْرِكْبِاللَّهِفَقَدْحَرَّمَاللَّهُعَلَيْهِالْجَنَّةَوَمَأْوَاهُالنَّارُوَمَالِلظَّالِمِينَمِنْأَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Ma-idah/5: 72)
Rasulullah صلى الله عليه وسلمjuga bersabda :
مَنْمَاتَوَهُوَيَدْعُومِنْدُونِاللهِنِدًّادَخَلَالنَّارَ
“Barangsiapa meninggal dunia dan dia berdo’a kepada selain Allah niscaya dia masuk neraka.” (HR. Al Bukhari)
4. Kesyirikan penyebab terpecah belah belahnya umat Islam
Firman Allah عزّوجلّ:
وَلاتَكُونُوامِنَالْمُشْرِكِينَ. مِنَالَّذِينَفَرَّقُوادِينَهُمْوَكَانُواشِيَعًاكُلُّحِزْبٍبِمَالَدَيْهِمْفَرِحُونَ
“Dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. Ar-Ruum/30: 31-32)
Setelah kita mengetahui betapa pentingnya perkara tauhid dan begitu bahayanya perbuatan syirik, maka kami mengajak kepada para da’i/mubaligh agar mengutamakan dalam da’wahnya perkara tauhid dan memperingatkan umat dari bahaya syirik. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلمdan para shahabat beliau, bahkan para rasul seluruhnya. Allah عزّوجلّberfirman:
وَلَقَدْبَعَثْنَافِيكُلِّأُمَّةٍرَّسُولاًأَنِاعْبُدُواْاللّهَوَاجْتَنِبُواْالطَّاغُوتَ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”. (QS. An-Nahl/16: 36)
Wallahu A’lam Bish Shawab.[]
Publication : 1437 H_2016 M
Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik
Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA حفظه الله
Disalin dari Blog Penulis di www.abufawaz.wordpress.com
e-Book ini didownload dari www.ibnumajjah.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar