Senin, 02 Mei 2016

Tafsir Surat AnNaba Ayat 17 - 30



QS. AN-NABA’ 17-30
- Kehebatan hari berbangkit
- Balasan terhadap orang yang durhaka

إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا. يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا. وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا. وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا. إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا. لِلطَّاغِينَ مَآبًا. لابِثِينَ فِيهَا أَحْقَابًا. لا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلا شَرَابًا. إِلا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا. جَزَاءً وِفَاقًا. إِنَّهُمْ كَانُوا لا يَرْجُونَ حِسَابًا. وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كِذَّابًا. وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا. فَذُوقُوا فَلَنْ نَزِيدَكُمْ إِلا عَذَابًا.
Sesungguhnya hari keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok, dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu, dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia. Sesungguhnya Neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai, lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah, sebagai pembalasan yang setimpal. Sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab, dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguh-nya, Dan segala sesuatu sudah Kami catat dalam suatu kitab. Karena itu rasakanlah. Dan kami sekali-kali tidak akan menambah kepadamu selain daripada adzab. (QS. An-Nabaa'/78:17-30)
* * *
Allah Ta'ala berfirman seraya memberitahukan tentang hari keputusan, yaitu hari Kiamat, di mana hari itu telah ditentukan waktunya dengan pasti, tidak dapat bertambah dan tidak pula berkurang. Dan tidak juga waktunya diketahui secara pasti kecuali oleh Allah عزّوجلّ. يَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجاً "Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok." Mujahid mengatakan: "Berkelompok-kelompok." Ibnu Jarir mengemukakan: "Yakni, masing-masing ummat datang bersama Rasulnya sendiri-sendiri." Yang demikian itu sama seperti firman-Nya: يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ "(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap ummat dengan pemimpinnya." (QS. Al-Israa'/17:71).
وَفُتِحَتِ السَّمَاء فَكَانَتْ أَبْوَاباً "Dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu," yakni beberapa jalan turunnya para Malaikat. وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَاباً "Dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia." Yang demikian itu sama seperti firman Allah: وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ "Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan." (QS. An-Naml/27:88). Sedangkan di sini, Dia berfirman, فَكَانَتْ سَرَاباً "Maka menjadi fatamorganalah ia." Yakni, dikhayalkan kepada orang yang melihat bahwa ia merupakan sesuatu padahal ia bukan apa-apa. Dan setelah itu, semuanya itu hilang sehingga tidak lagi dapat dipandang serta sama sekali tidak tidak berbekas.
Firman Allah Ta'ala, إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَاداً "Sesungguhnya Neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai," yakni, tempat pengintai yang sudah disiapkan, لِلْطَّاغِينَ مَآباً "Bagi orang-orang yang melampaui batas," yang mereka adalah para penentang, para pelaku kemaksiatan, dan pembangkang kepada para Rasul, مَآباً "Menjadi tempat kembali." Yakni, menjadi tempat kembali dan tempat menetap. Mengenai firman Allah Ta'ala: إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَاداً "Sesungguhnya Neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai," al-Hasan dan Qatadah mengatakan: "Artinya, sesungguhnya tidak ada seorang pun masuk Surga sehingga dia menyeberangi Neraka, jika dia bisa menyeberanginya, maka dia akan selamat dan jika tidak, maka dia akan ditahan di Neraka.
Dan firman Allah Ta'ala, لَابِثِينَ فِيهَا أَحْقَاباً "Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya," maksudnya, mereka tinggal di Neraka itu. Kata 'ahqaab' merupakan jamak dari kata 'hiqb', yang berarti sesaat dari zaman. Khalid Ibnu Ma'dan mengatakan: "Dan firman-Nya, إِلاَّ مَاشَاءَ رَبُّكَ 'Kecuali apa yang dikehendaki oleh Rabb-mu,' bagi orang-orang yang meyakini tauhid." Keduanya diriwayatkan oleh Ibnu Jarir. Setelah itu, dia mengatakan: "Dan yang benar bahwa hal itu tidak ada akhirnya." Sebagaimana yang dikemukakan oleh Qatadah dan ar-Rabi' bin Anas. Dan yang sebelumnya dia telah mengatakan dari Salim, aku pernah mendengar al-Hasan bertanya tentang firman-Nya, لَابِثِينَ فِيهَا أَحْقَاباً "Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya," dia mengatakan: "Adapun 'ahqaabaa' maka ia tidak terhitung melainkan kekekalan di dalam Neraka. Tetapi mereka menyebutkan bahwa al-hiqb berarti tujuh-puluh tahun, yang setiap harinya mencapai seribu tahun dari perhitungan waktu kalian. Sa'id menceritakan dari Qatadah, Allah Ta'ala berfirman: لَابِثِينَ فِيهَا أَحْقَاباً "Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya," yakni masa yang tiada pernah terputus, di mana setiap kali satu hiqb berlalu maka akan datang hiqb yang berikutnya.
Firman Allah Ta'ala, لَّا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْداً وَلَا شَرَاباً "Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman," maksudnya, di Neraka mereka tidak mendapatkan sesuatu yang dingin bagi hari mereka dan tidak juga mendapatkan minuman segar yang dapat mereka minum. Oleh karena itu, Allah Ta'ala berfirman, إِلَّا حَمِيماً وَغَسَّاقاً "Selain air yang mendidih dan nanah." Abul 'Aliyah mengatakan: "Dikecualikan dari dingin adalah panas dan dari minuman itu nanah." Demikian pula yang dikemukakan oleh ar-Rabi' bin Anas. Adapun al-hamiim berarti panas yang mencapai puncaknya. Sedangkan al-ghassaaq berarti nanah, keringat, air mata, dan luka para penghuni Neraka yang berkumpul, ia sangat dingin, rasa dinginnya tidak dapat disentuh oleh manusia dan bau busuknya tidak dapat didekati. Dan pembicaraan tentang al-ghassaaq telah disajikan pada pembahasan surat Shaad , sehingga tidak perlu lagi untuk dilakukan pengulangan -mudah-mudahan Allah memberikan pahala atas semua itu dengan karunia dan kemuliaan-Nya.
Dan firman-Nya, جَزَاء وِفَاقاً "Sebagai pembalasan yang setimpal." Yakni semua yang mereka alami yang berupa hukuman, adalah sesuai dengan amal perbuatan mereka yang tidak benar yang mereka kerjakan semasa di dunia. Demikian yang dikemukakan oleh Mujahid, Qatadah, dan lain-lain. Selanjutnya, Allah Ta'ala berfirman, إِنَّهُمْ كَانُوا لَا يَرْجُونَ حِسَاباً "Sesungguhya mereka tidak takut kepada hisab," Maksudnya, mereka tidak meyakini bahwa di sana terdapat alam tempat pembalasan dan penghisaban. وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كِذَّاباً "Dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya," yakni mereka mendustakan hujjah-hujjah dan bukti-bukti Allah atas makhluk-Nya yang telah diturunkan melalui para Rasul-Nya, tetapi mereka justru menyambutnya dengan pendustaan dan penentangan. Dan firman-Nya, كِذَّاباً "Dusta dengan sesungguh-sungguhnya," yakni pendustaan, kalimat ini merupakan bentuk mashdar (infinitive) tanpa fi'il.
Dan firman Allah Ta'ala, وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَاباً "Dan segala sesuatu sudah Kami catat dalam suatu kitab" Maksudnya, Kami (Allah) telah mengetahui amal perbuatan seluruh hamba, lalu Kami catat bagi mereka untuk selanjutnya Kami akan memberikan balasan atas hal tersebut, jika baik maka akan diberi balasan kebaikan, dan jika buruk maka akan diberikan balasan keburukan juga.
Sedangkan firman-Nya, فَذُوقُوا فَلَن نَّزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَاباً "Karena itu rasakanlah. Dan kami sekali-kali tidak akan menambah kepadamu selain daripada adzab." Maksudnya, dikatakan kepada para penghuni Neraka: "Rasakanlah apa yang kalian rasakan, dan sekali-kali Kami tidak akan menambahkan kecuali adzab yang serupa, dan adzab yang lain lagi dalam bentuk lain yang berpasang-pasangan."

Publication : 1437 H_2016 M

Tafsir Surat An-Nabaa' ( Berita Besar )
Oleh : Imam Ibnu Katsir asy-Syafi'i رحـمه الله

Disalin dari Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8 hal 378-387 Terbitan Pustaka Imam Syafi'i Jakarta,

Download > 950 eBook dari www.ibnumajjah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar