Jumat, 06 Mei 2016
Nama Allah: At-Tawwaab, Ar-Raqiib dan Asy-Syahiid
}At-Tawwaab
(Yang Maha Penerima Taubat)
Firman Allah عزّوجلّ:
أَلَـمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
"Tidaklah mereka mengetahui, bahwasannya Allah menerima taubat hamba-hamba-Nya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?" (QS. At-Taubah/9: 104)
At-Tawwaab yang senantiasa menerima taubat orang-orang yang bertaubat dan mengampuni dosa orang-orang yang memohon ampunan. Maka setiap orang yang bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benar taubat, niscaya Allah akan menerima taubatnya.
Dialah at-Taa-ib (Yang Memberi taubat) kepada orang-orang yang bertaubat:
Bermula Dia memberi taufik kepada mereka untuk bertaubat dan menghadapkan hati mereka kepada-Nya. Dia-lah at-Taa-ib (yang menerima taubat) terhadap mereka setelah bertaubat, dengan menerima taubatnya dan mengampuni kesalahan mereka.
Atas dasar inilah penerimaan taubat-Nya terhadap hamba-Nya terbagi dua:
Pertama: Memberikan di hati hamba-Nya keinginan untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya. Kemudian ia melaksanakan taubat dengan syarat-syaratnya, yaitu berhenti melakukan maksiat, menyesali telah melakukannya, berniat/berjanji tidak akan melakukannya lagi, dan menggantinya dengan amal shalih.
Kedua: Taubat-Nya terhadap hamba-Nya dengan mengabulkan, menerima, dan menghapus dosa dengannya (taubat). Sesungguhnya taubat yang sebenar-benarnya menghapus dosa sebelumnya.
{الـرَّقِيْبُ}Ar-Raqiib
(Yang Maha Mengawasi)
Yang mengawasi segala yang disembunyikan hati, yang memperhatikan setiap jiwa terhadap apa saja yang dilakukannya.
Firman Allah عزّوجلّ:
...إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
"... Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An-Nisaa'/4: 1)
Ar-Raqiib, Dia عزّوجلّ yang memelihara semua makhluk dan mengaturnya sebaik-baik tatanan dan sesempurna pengaturan.
{الـشَّهِيْدُ}Asy-Syahiid
(Yang Maha Menyaksikan)
Yang menyaksikan semua makhluk. Mendengar semua suara, yang tersembunyi dan yang nampak.
Melihat segala yang ada, yang samar dan yang jelas, yang kecil dan yang besar, ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Yang menyaksikan untuk dan atas semua hamba-Nya dengan yang mereka ketahui.
Syaikh 'Abdurrahman Nashir as-Sa'di berkata: Ar-Raqiib dan Asy-Syahiid adalah sinonim, keduanya menunjukkan pendengaran Allah yang meliputi segala yang didengar dan penglihatan-Nya meliputi segala yang dilihat, ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu, yang nampak dan yang samar. Dia Yang Maha Menyaksikan apa yang bekerja dalam pikiran dan gerakan mata, apalagi perbuatan yang tampak dengan anggota tubuh.
Finnan Allah عزّوجلّ:
...إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
"... Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An-Nisaa'/4: 1)
Firman-Nya:
...وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
"... Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu." (QS. Al-Mujaadilah/58: 6)
Karena sebab inilah, al-Muraaqabah merupakan amal ibadah hati yang paling tinggi, yaitu beribadah kepada Allah عزّوجلّ dengan nama-Nya ar-Raqiib, asy-Syahiid. Apabila hamba meyakini bahwa geraknya yang tampak dan tersembunyi diketahui Allah عزّوجلّ sehingga menghadirkan keyakinan ini dalam setiap keadaannya, niscaya hal itu menjadikannya pengawasan yang tersembunyi dari setiap pikiran dan lintasan hati yang menyebabkan murka Allah عزّوجلّ. Dia memelihara zhahirnya (anggota tubuhnya) dari setiap perkataan atau perbuatan yang menyebabkan murka Allah dan beribadah dengan derajat ihsan, maka dia beribadah kepada Allah seolah-olah ia melihat-Nya. Jika tidak sanggup seperti itu, hendaklah ia meyakini bahwa sesungguhnya Allah melihatnya.
Apabila Allah Maha Mengawasi segala yang samar, menyaksikan segala rahasia, dan niat, tentu Dia lebih menyaksikan yang nyata dan tampak, yaitu perbuatan yang dilakukan anggota tubuh. []
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar