Senin, 02 Mei 2016
Tafsir Surat AnNaba' 1 -16
QS. AN-NABA’ 1-16
Kekuasaan Allah dalam menciptakan alam dan
nikmat-nikmat yang diberikan-Nya adalah bukti
kekuasaan-Nya membangkitkan manusia.
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang"
عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ. عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ. الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ. كَلا سَيَعْلَمُونَ. ثُمَّ كَلا سَيَعْلَمُونَ. أَلَمْ نَجْعَلِ الأرْضَ مِهَادًا. وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا. وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا. وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا. وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا. وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا. وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا. وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا. وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا. لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا. وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا.
Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?. Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang ini. Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak? Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan, dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami jadikan malammu sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan, dan Kami bangun di atasmu tujuh buah (langit) yang kokoh, dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari), dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, dan kebun-kebun yang lebat? (QS. An-Nabaa'/78:1-16)
* * *
Allah Ta'ala berfirman seraya mengingkari orang-orang musyrik dalam hal pertanyaan yang mereka ajukan mengenai hari Kiamat, yakni pengingkaran terhadap kejadiannya, عَمَّ يَتَسَاءلُونَ. عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ "Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar." Yakni tentang sesuatu yang mereka pertanyakan perihal hari Kiamat, yang ia merupakan berita yang sangat besar, yaitu berita luar biasa hebatnya lagi benar-benar jelas. الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ "Yang mereka perselisihkan tentang ini." Yakni mengenai hal itu, manusia terbagi ke dalam dua: beriman kepadanya dan kufur kepada-nya. Selanjutnya, Allah berfirman seraya mengancam orang-orang yang mengingkari hari Kiamat, كَلَّا سَيَعْلَمُونَ. ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ "Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui. Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui." Yang demikian ini merupakan ancaman keras sekaligus kecaman yang tegas.
Kemudian Allah Tabaaraka wa Ta'ala beranjak menjelaskan kekuasaan-Nya yang agung untuk menciptakan berbagai hal aneh dan segala sesuatu menakjubkan yang menunjukkan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu, baik itu menyangkut hari Kiamat maupun yang lainnya. Oleh karena itu, Dia berfirman, أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَاداً "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?" Yakni terhampar bagi semua makhluk, dibentangkan bagi mereka sehingga bumi menjadi tenang, diam dan permanen. وَالْجِبَالَ أَوْتَاداً "Dan gunung-gunung sebagai pasak?" Yakni Dia telah menjadikannya giinung-gunung itu sebagai pasak yang Dia pancangkan dan tancapkan serta tetapkan sehingga menjadi diam dan tidak mengguncangkan para penghuninya yang ada di atasnya.
Kemudian Allah Ta'ala berfirman, وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجاً "Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan," yakni laki-laki dan perempuan. Masing-masing dapat bersenang-senang antara satu dengan yang lainnya, sehingga dengan demikian terjadi regenerasi. Dan firman-Nya, وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتاً "Dan Kami jadikan tidurmu untuk isarahat," yakni menghemikan gerakan agar dapat beristirahat setelah melakukan perjalanan dan berusaha dalam menghadapi kehidupan di siang hari. Dan ayat seperti ini telah diuraikan dalam surat al-Furqaan . وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاساً "Dan Kami jadikan malammu sebagai pakaian," yakni gelap dan hitamnya malam itu membuat orang-orang tenang. Seorang penya'ir mengungkapkan:
فَلَمَّا لَبِسْنَ اللَّيْلَ أَوْ حِيْنَ نَصَّبَتْ
لَهُ مِنْ خِذَا آذَانِهَا وَهُوَ جَانِحُ
Ketika siang berselimutkan malam atau ketika ia membuka diri bagi malam
maka malam itu pun mulai condong
Mengenai firman Allah Ta'ala, وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاساً "Dan Kami jadikan malammu sebagai pakaian," Qatadah mengatakan: "Yakni ketenangan. Dan firman Allah Ta'ala, وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشاً "Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan," maksudnya Kami jadikan siang itu cerah, terang dan bersinar, agar ummat manusia dapat pulang pergi untuk mencari penghidupan dan berusaha serta berdagang dan lain sebagainya. Dan firman-Nya: وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعاً شِدَاداً "Dan Kami bangun di atasmu tujuh buah (langit) yang kokoh," yakni tujuh langit dengan keluasan, ketinggian, keutuhan, kekokohan, serta penghiasannya dengan bintang-bintang yang tetap dan planet-planet. Oleh karena itu, Allah Ta'ala berfirman, وَجَعَلْنَا سِرَاجاً وَهَّاجاً "Dan Kami jadikan pelita yang amat terang," yakni matahari yang bersinar terang ke seluruh alam yang sinarnya menyinari seluruh penghuni bumi.
Dan firman-Nya, وَأَنزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاء ثَجَّاجاً "Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah." Al-'Aufi meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas: " الْمُعْصِرَاتِ berarti angin." Sedangkan 'Ali bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu 'Abbas: مِنَ الْمُعْصِرَاتِ berarti dari awan." Pendapat ini pula yang dipilih oleh Ibnujarir. Al-Farra' mengemukakan: "Yaitu awan yang bersatu dengan air hujan tetapi belum sampai turun hujan." Sebagaimana dikatakan "imra-atun mu'shirun", yakni jika wanita itu sudah mendekati masa haidhnya tetapi belum haidh. Dan firman Allah Tabaaraka wa Ta'ala, مَاء ثَجَّاجاً "Air yang banyak tercurah." Mujahid, Qatadah, ar-Rabi' bin Anas mengatakan: "ثَجَّاجاً berarti yang disiramkan (tercurah)." Sedangkan ats-Tsauri mengemukakan: "Yakni, secara berturut-turut."
Dan firman Allah Ta'ala, لِنُخْرِجَ بِهِ حَبّاً وَنَبَاتاً. وَجَنَّاتٍ أَلْفَافاً "Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, dan kebun-kebun yang lebat," artinya agar dengan air yang banyak lagi baik dan bermanfaat serta penuh berkah itu Kami keluarkan حَبّاً "Biji-bijian," yang sengaja disimpan bagi ummat manusia dan binatang ternak, وَنَبَاتاً "Dan tumbuh-tumbuhan," yang hijau, yang bisa dimakan ketika masih basah, وَجَنَّاتٍ "Serta kebun-kebun," yakni taman dan kebun buah-buahan yang beraneka ragam dan dengan aneka warna serta rasa dan aroma yang berbeda-beda, meski hal itu berada dan berkumpul di satu tempat. Oleh karena itu, Allah Ta'ala berfirman: وَجَنَّاتٍ أَلْفَافاً "Dan kebun-kebun yang lebat." Ibnu 'Abbas dan juga yang lain-nya mengatakan: " أَلْفَافاً berarti berkumpul."
Tafsir Surat An-Nabaa' ( Berita Besar )
Oleh : Imam Ibnu Katsir asy-Syafi'i رحـمه الله
Disalin dari Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8 hal 378-387 Terbitan Pustaka Imam Syafi'i Jakarta,
Download > 950 eBook dari www.ibnumajjah.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar