Jumat, 13 Mei 2016



Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu merinci bagaimanakah cara berbakti kepada kedua orang tua dengan benar sesuai petunjuk Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Agar kita mendapatkan keberhasilan di dunia dan akhirat.

Berbicaralah kepada kedua orang tuamu dengan sopan jangan sekali-kali mengatakan uff (‘ah’ dan sejenisnya yang menunjukkan ketidaksukaan –pent.), dan janganlah membentak keduanya, tetapi berkatalah kepada keduanya dengan kata-kata yang mulia.
Taatlah kepada kedua kedua orang tuamu dalam perkara yang bukan maksiat karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam perkara bermaksiat kepada al-Khaliq.
Bersikap lemah lembutlah kepada kedua orang tua, jangan bermuka masam dan jangan memelototi mereka karena marah.
Senantiasa mendengarkan kata-kata mereka berdua, jagalah kehormatan dan harta keduanya, dan jangan mengambil sesuatu dari milik mereka berdua tanpa izin.
Berbuatlah sesuatu untuk menyenangkan keduanya walaupun tanpa mereka perintah seperti melayani, membelikan kebutuhan sehari-hari mereka dan menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh.
Bermusyawaralah dengan mereka berdua dalam semua urusan pekerjaanmu dan minta maaf jika terpaksa harus berbeda pendapat dengan mereka.
Bersegeralah memenuhi panggilan mereka dengan wajah yang ceria sambil berkata, “Ya, Ummi (Bu)” atau “Ya, Abi (Ayah)”. Jangan mengatakan, “Ya, Papa” atau “Ya, Mama” karena keduanya adalah kata-kata asing (bukan dari istilah islam-pent.)
Hormatilah teman dan kerabat mereka berdua baik ketika keduanya masih hidup maupun sesudah keduanya meninggal dunia.
Jangan mendebat dan jangan menyalahkan mereka, tapi usahakan untuk menjelaskan sesuatu yang benar kepada mereka dengan sopan santun.
Jangan bersikap keras kepada mereka berdua, jangan berbicara kasar, diamlah, dengarkan pembicaraan mereka, bersikaplah sopan santun dan jangan membuat gelisah salah seorang saudaramu dalam rangka menghormati kedua orang tuamu.
Berdirilah untuk menyambut orang tuamu jika mereka menemuimu dan ciumlah mereka.
Bantulah ibumu di rumah dan janganlah menunda-nunda untuk membantu ayahmu dalam urusan pekerjaannya.
Janganlah bepergian jika kedua orang tuamu tidak mengizinkan walaupun untuk urusan penting. Jika terpaksa harus pergi, maka mintalah maaf kepada mereka dan jangan berhenti mengirim surat kepada mereka.
Jangan menemui mereka berdua jika mereka tidak mengizinkan, khususnya ketika mereka sedang tidur atau istrahat.
Jika kamu masih tetap meremehkan larangan merokok, maka janganlah merokok di depan mereka berdua.
Jangan mendahului mengambil makan sebelum mereka berdua dan muliakanlah mereka dalam hal makan dan minum.
Jangan mendustai mereka dan jangan mencela jika mereka mengerjakan pekerjaan yang tidak memuaskanmu.
Jangan mengutamakan istri atau anak daripada orang tuamu. Carilah keridaan mereka berdua sebelum sebelum yang lainnya karena ridha Allah terletak pada ridha orang tua dan amarah Allah terletak pada amarah orang tua.
Jangan duduk di tempat yang lebih tinggi dari keduanya dan janganlah menjulurkan kakimu di hadapan mereka karena sombong.
Jangan kamu merasa sombong dalam hal penghasilan terhadap ayahmu walaupun kamu menjadi pegawai yang tinggi.
Jangan menolak kebaikan mereka berdua atau menyakiti keduanya walaupun hanya dengan sepatah kata.
Jangan pelit untuk memberikan nafkah kepada orang tua sehingga mereka sampai minta kepadamu. Tindakan seperti ini adalah aib bagimu dan kelak akan diketahui oleh anak-anakmu. Jika kamu taat (kepada orang tuamu –pent.), nanti kamu juga akan ditaati (oleh anak-anakmu –pent.).
Perbanyaklah mengunjungi kedua orang tua, berikan hadiah kepada mereka, berterimakasihlah kepada keduanya atas pendidikan dan kesabaran mereka kepadamu, dan ambillah pelajaran untuk diberikan kepada anak-anakmu –pent)
Orang yang paling berhak dihormati adalah ibumu kemudian ayahmu. Ketahuilah bahwa surga itu di bawah telapak kaki ibu.
Hindarkan dirimu dari berbuat durhaka dan marah kepada kedua orang tua. Jika durhaka dan murka kepada keduanya, maka kamu akan menderita di dunia dan di akhirat karena anak-anakmu juga akan memperlakukan kamu seperti apa yang kamu lakukan kepada kedua orang tuamu.
Jika kamu meminta sesuatu kepada kedua orang tuamu, maka bersikaplah lemah lembut kepada mereka. Berterima kasihlah jika keduanya memberimu, mintalah maaf jika mereka tidak memberimu dan jangan terlalu banyak meminta kepada mereka agar tidak menyusahkan keduanya.
Jika kamu telah mampu mencari rezeki sendiri, maka bekerjalah dan bantulah kedua orang tuamu.
Kedua orang tuamu mempunyai hak atas dirimu dan istrimu juga mempunyai hak atas dirimu. Oleh karena itu, berikanlah hak masing-masing, usahakan mendamaikan jika orang tua dan istri sedang berselisih, dan berikanlah hadiah kepada kedua belah pihak secara sembunyi-sembunyi.
Jika kedua orang tuamu bertengkar dengan istrimu, maka jadilah penengah dan berilah pengertian kepada istrimu bahwa kamu selalu bersamanya jika memang dia pada pihak yang benar. Meskipun demikian kamu harus senantiasa membuat senang kedua orang tua.
Jika kamu berselisih paham dengan kedua orang tuamu tentang urusan pernikahan dan perceraian maka berhukumlah kepada syariat islam. Itulah sebaik-baik pertolongan bagi kalian semua.
Doa orang tua adalah mustajab (makbul), doa untuk kebaikan maupun doa untuk kejelekan. Oleh karena itu hindarilah doa jelek dari orang tua kepadamu.
Bersikap santun kepada orang lain (orang tua orang lain –red.). Barang siapa mencela orang lain, mereka akan mencelanya. Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda (artinya), “Diantara dosa-dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya, yaitu dia mencela ayah orang lain, lalu orang tersebut mencela ayahnya dan dia mencela ibu orang lain lalu orang tersebut ganti mencela ibunya.” (Mutaffaq ‘alaihi).
Kunjungilah kedua orang tuamu ketika masih hidup dan setelah mereka meninggal dunia, bersedekahlah untuk keduanya, dan perbanyaklah doa untuk keduanya

رَبِّ اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ,وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا.

“Ya Allah, Ya Tuhanku. Ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka menyayangiku ketika aku masih kecil.”

***
Disalin dari buku Nasehat-nasehat Nabawaiyah oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, hal 119. Penerbit Maktabah Al-Hanif
Artikel Wanitasalihah.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar